Tugas 3
Nama
: M. Saiful Anwar (11140240000064)
Tugas
3
Gubernur baru Jakarta didesak agar memperlakukan
warganya dengan perlakuan yang sama
JAKARTA (Mi’raj) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, mendesak gubernur baru Jakarta
Anis Baswedan dan wakil gubernur Sandiaga Salahuddin Uno, agar memperlakukan warganya
dengan perlakuan yang sama setelah pidato pertamanya yang dikritik secara luas,
seperti yang diberitakan Jakarta Globe.
Komentar menteri tersebut merupakan tanggapan atas
pernyataan politik Anies pada hari Senin (16/10).
Kantor berita resmi Antara melaporkan, pada hari Selasa
di Jakarta, Luhut menyatakan, “ Kami berharap Anies menjadi gubernur yang hebat
dan Sandi sebagai wakilnya, menjadi pimpinan bagi semua orang."
Ia menambahkan, “Istilah 'pribumi' tidak boleh digunakan bagi
penduduk asli, begitu juga istilah 'non-pribumi'. Seharusnya tidak ada dikotomi di antara warga
Jakarta. Mereka adalah pimpinan semua kelompok, ras dan agama, karena mereka
yang telah memilih juga berasal dari kelompok yang berbeda."
Anis telah membuat kegaduhan melalui pidato pembukaannya di Balai
Kota pada hari Senin.
“Di masa lalu, masing-masing dari kita adalah seorang pribumi
yang teraniaya dan dikalahkan. Hari ini kita merdeka, dan sekarang saatnya
untuk menjadi tuan rumah di negara kita," katanya.
"Orang harus mendapat keuntungan dari
kemerdekaan dan ideologi resmi negara Pancasila," kata Anis.
"Pancasila harus menjadi realita di ibukota dan
setiap sila harus dirasakan oleh individu dalam kehidupan sehari-hari,"
kata Anis. "Indonesia bukan negara yang berdasarkan satu agama, tetapi
juga bukan negara sekuler.”
Istilah "pribumi" dalam pidatonya tersebut,
menuai kritik, baik di dalam negeri Indonesia maupun luar negeri.
Thomas Pepinsky, associate professor di Cornell University, mengatakan
setiap warga Indonesia akan mengerti bahwa penggunaan kata "pribumi"
ditujukan sebagai antagonis warga Indonesia keturunan Tionghoa.
"Setiap orang Indonesia yang mendengar pidato
ini akan mengerti bahwa dia menargetkan orang Indonesia keturunan Tionghoa,"
kata Pepinsky dalam sebuah artikel di surat kabar New Mandala pada hari Selasa.
Pada hari yang sama, aktivis hak asasi manusia terkemuka
Indonesia, Hendardi dari Sitara Institute mengatakan bahwa pada hari kerja
pertamanya, Anies harus fokus pada emotional healing setelah kampanye
konservatif dan rasis, tetapi justru memperkuat perpecahan.
Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid,
mengatakan bahwa meskipun Anis telah mengacu pada masa lalu kolonial Indonesia,
penggunaan "pribumi" adalah sebuah kesalahan.
"Akan sangat berbahaya jika pidato tersebut
menginspirasi pemerintah Jakarta untuk mengembangkan kebijakan
diskriminatif," kata Usman.
Kantor berita Mi’raj
Komentar
Posting Komentar